Meningkatkan Keselamatan Pasien Pada Sistem Pelayanan Kesehatan (Pembelajaran dari Staffordshire)

by admin

Sunarto, M.Kes
Jakarta, April 2022

Latar belakang

Publikasi ini berlatar belakang kejadian pada rumah sakit di Inggris antara Januari 2005 hingga Maret 2009 dimana diperkirakan terjadi kematian pada 400 sampai 1.200 pasien dikarenakan perawatan yang buruk pada Rumah Sakit Stafford yang terletak disebuah distrik kecil Staffordshire Inggris.  Kasus ini dipublikasikan pertama kali pada 6 Februari 2013 oleh penyelidik public yang akhirnya mengguncangkan sistem pelayanan kesehatan di Inggris yang diselenggarakan oleh National Health Service (NHS).  NHS adalah nama program layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya yang terbagi menjadi NHS England, NHS Scotland, NHS Wales, dan Health and Social Care (HSC) in Northern Ireland yang didirikan pada tahun 1948 sebagai salah satu program reformasi sosial pasca perang dunia II.  NHS sering disebut sebagai salah satu program pelayanan kesehatan terbaik di dunia yang menjunjung tinggi martabat dan hak asasi manusia dalam pemberian layanan kesehatan. Dalam kasus di Staffordshire ini The National Health Service (NHS) mendapat sorotan karena kegagalan rumah sakit memberikan pelayanan bermutu dan aman.

Pada agustus 2013 The National Advisory Group on The Safety of Patients in England mempublikasikan sebuah artikel yang berisi kajian dari kasus di Rumah Sakit Stafford tersebut, untuk menjadi pembelajaran tentang keselamatan pasien. Artikel ini didasari dari hasil laporan serta rekomendasi penyelidik kasus tersebut yaitu Robert Francis dan tim.  Tujuan penulisan artikel ini juga untuk memberikan masukan kepada pemerintah dan NHS untuk melakukan perubahan yang dibutuhkan dalam perbaikan pelayanan kesehatan di Inggris.

Identifikasi Masalah

Penulis artikel mengindentifikasi beberapa hal yang bisa dianggap memberi kontribusi terhadap kejadian tersebut antara lain :

  1. Masalah keselamatan pasien menjadi hal serius dalam pelayanan yang diberikan oleh NHS. Hal ini diperoleh dari penelitian ataupun pendapat pengguna jasa pelayanan kesehatan yang diselnggarakan oleh NHS
  2. Adanya kontribusi dari sistem, prosedur dan lingkungan yang menyebabkan terjadinya hal ini dan tidak bisa menyalahkan staf NHS sebagai satu satunya pihak yang bertanggungjawab
  3. Program prioritas NHS diyakini memberikan kontribusi terjadinya permasalahan tersebut. Fokus pada capaian target pelayanan dengan biaya yang efisien dan efektif telah menghilangkan beberapa prioritas yang berhubungan langsung dengan keselamatan pasien
  4. Tanda penurunan kualitas pelayanan yang diabaikan walaupun telah banyak disuarakan oleh para pemangku kepentingan, namun prioritas pada pembiayaan menyebabkan terabaikannya peringatan tersebut
  5. Tidak ada kejelasan siapa bertanggungjawab terhadap keadaan yang terjadi
  6. NHS membutuhkan perbaikan pada kualitas pelayanan secara sistematis sampai ke tingkat layanan pasien
  7. Ketakutan berlebihan menghalangi proses perbaikan dan pengungkapan fakta yang terjadi. Kondisi ini sangat nyata dalam peristiwa di Rumah Sakit Stafford

Walaupun artikel ini telah mengemukakan beberapa identifikasi masalah yang berkontribusi dalam kejadian tersebut, namun bukanlah gambaran umum terhadap kinerja NHS secara keseluruhan.

Rekomendasi

Fakta selama ini mengambarkan bahwa pelayanan kesehatan di Inggris Raya menjadi salah satu yang terkemuka di dunia untuk beberapa jenis pelayanan.  Dalam artikel ini ditekankan bahwa peran masyarakat, pemerhati kesehatan dan pemerintah sangat penting dalam mendukung terciptanya mutu dan keselamatan pasien yang lebih baik pada pelayanan oleh NHS.  Beberapa solusi yang ditawarkan yaitu :

  1. Mengidentifikasi permasalahan dengan jelas dan berani melakukan perubahan menyeluruh dan sistematis. Perbaikan secara komprehensif bukan hanya untuk NHS tetapi juga seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan termasuk pasien dan masyarakat
  2. Menghargai setiap usaha pemberi pelayanan untuk melakukan perbaikan dan menghindari budaya menyalahkan
  3. Berdayakan peran pasien dan keluarga dalam setiap pemberian layanan. Keterlibatan pasien dan keluarga akan menurunkan kejadian kesalahan komunikasi yang tidak perlu antara pasien, keluarga dan pemberi pelayanan
  4. Lebih hati hati dan lebih cermat dalam menerapkan target yang kuantitatif misalnya capaian indikator pelayanan dan keuangan. Fokuskan pada upaya memberikan pelayanan yang bermutu dengan tujuan akhir kesembuhan pasien
  5. Terapkan budaya speak up baik oleh staf maupun oleh pasien dan keluarga dengan masalah pelayanan dan kepuasan pasien dan staf dalam memberikan pelayanan
  6. Memastikan bahwa ada penanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan terbangun mekanisme kerja antar unit yang baik di fasilitas kesehatan
  7. Berikan pelatihan dan kesempatan meningkatkan kompetensi bagi seluruh staf NHS pada setiap level tanggung jawab
  8. Pastikan ada kegembiraan dan staf yang menikmati pekerjaan dalam budaya kerja NHS

Penutup

Membaca artikel dan laporan yang disampaikan oleh penyelidik dan beberapa solusi yang ditawarkan dalam upaya perbaikan pelayanan kesehatan oleh NHS dan fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan NHS disimpulkan bahwa sebagian besar sudah sesuai dengan pendekatan yang dilakukan WHO dalam mengantisipasi terjadinya cedera dalam pelayanan kesehatan.  WHO telah menerbitkan Global Patient Safety Action Plan 2021-2030 yang memuat 7 (tujuh) prinsip dalam menerapkan rencana aksi keselamatan pasien yaitu : melibatkan pasien dan keluarga sebagai mitra dalam pelayanan kesehatan, meningkatkan kolaborasi dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan, memanfaatkan data pelayanan yang ada untuk menghasilkan keputusan yang tepat, mengamati dan menyikapi setiap kejadian atau fakta yang timbul dari pelayanan yang diberikan, menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan dan asuhan kepada pasien, menggunakan bukti klinis dan pengalaman pasien dalam memberikan pelayanan dan mendorong timbulnya budaya keselamatan dalam pelayanan kesehatan.  Dalam GAPS tersebut juga dimuat 7 (tujuh) strategi dalam upaya mencapai keselamatan pasien yaitu : kebijakan pelayanan kesehatan yang berprinsip tanpa cedera, mendorong terbentuknya sistem dan pelayanan kesehatan yang memiliki keandalan tinggi dan mampu menghindarkan terjadinya cedera pada pasien, memastikan keselamatan pasien dalam setiap asuhan klinis yang diberikan, melibatkan pasien dan keluarga, meningkatkan kompetensi secara berkala sumber daya manusia kesehatan, memastikan terbangunnya sistem informasi yang baik pada sistem pelayanan kesehatan sehingga dapat diambil keputusan cepat dan tepat dalam upaya mitigasi resiko yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan dan mengembangkan keterlibatanan stakeholder dalam upaya keselamatan pasien.

Indonesia dapat mengambil pembelajaran dari kejadian di Staffordshire tersebut.  Kebijakan tentang keselamatan pasien di Indonesia yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 dan beberapa regulasi pendukungnya perlu menyesuaikan perkembangan keselamatan pasien global dengan menyesuaikan dengan Global Action Patient Safety 2021-2030 yang dikeluarkan oleh WHO, dan satu hal yang paling penting adalah mendorong timbulnya budaya keselamatan pasien di fasilitas kesehatan yang secara umum pada saat ini dirasakan masih belum optimal.

 

Publication Review
Improving The Safety of Patients in England
National Advisory Group on The Safety of Patients in England
August 2013