Laporan Kegiatan World Patient Safety Day, September 2021 di Indonesia

by admin

Pendahuluan

Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) ditetapkan oleh Majelis Kesehatan Dunia ke-72 melalui resolusi WHA 72.6 tentang Global Action on Patient Safety 2019, kemudian ditetapkan tanggal 17 September sebagai hari keselamatan pasien sedunia. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik tentang keselamatan pasien, meningkatkan keterlibatan publik dalam keselamatan perawatan kesehatan, dan untuk mempromosikan tindakan global untuk mencegah dan mengurangi layanan kesehatan yang tidak aman dan yang dapat dicegah. WHO menetapkan tema peringatan WPSD tahun 2021 adalah Safe Maternal and Newborn Care dengan slogan Act now for safe and respectful childbirth  atau mengupayakan persalinan yang aman dan bermartabat.  Peringatan WPSD tahun 2021 sendiri memiliki 4 tujuan yaitu : meningkatkan kesadaran global terhadap keselamtan ibu dan bayi baru lahir, melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir, menydiakan akses pelayanan Kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir terutama saat persalinan dan mendorong diterapkannya praktik terbaik dalam pelayanan ibu dan bayi baru lahir.  Tema peringatan WPSD tahun 2021 ini sangat relevan dengan kondisi di Indonesia, tercatat 76% kematian ibu terjadi pada fase persalinan dan pasca persalinan dengan rincian dan penyebab tergambar pada grafik dibawah ini.

Sumber : Riskesdas 2017,2018,2019

Kondisi ini diperberat dengan masa pandemic Covid 19, tercatat sampai Agustus 2021 terdapat 507 kematian ibu karena covid 19 (sumber : Maternal Perinatal Death Notification, Kemenkes RI).

Peringatan WPSD 2021 bukan hanya dilakukan di Pusat namun diseluruh daerah terutama di fasilitas kesehatan sehingga diharapkan menjadi gerakan bersama untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi lahir.

Rangkaian Peringatan WPSD 2021

Peringatan WPSD 2021 berlangsung 10-17 September 2021 dengan berbagai kegiatan

Webinar series dari tanggal 10-17 September 2021 terdiri dari 6 seri secara online melalui zoom dan youtube.  Peserta disediakan SKP IDI/PPNI/IBI

Seri I : Gambaran Umum Kematian Ibu dan Bayi, 10 September 2021

Seri I ini merupakan pembukaan dari rangkaian kegiatan peringatan WPSD 2021.  Pembukaan oleh direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Prof.dr. Abdul Kadir, SpTHT-KL, Phd, MARS dengan keynote speech : Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dr. Kartini Rustandi, M.Kes “Keselamatan Ibu dan Bayi Sebagai Prioritas Pembangunan Nasional”.  Seri I menghadirkan 4 Narasumber yaitu :

  • Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien, dr. Bambang Tetuko, SpAN (KIC) : Program Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP): Mendorong Percepatan Kesadaran Keselamatan Pasien Menuju Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tanpa Seorang pun Cedera
  • Ketua Asosiasi Dinkes Kesehatan (ADINKES), dr. M.Subuh : Upaya Dinas Kesehatan dalam Peningkatan Layanan KIA dan Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi di Masa Pandemi
  • Ketua Perhimpunan RS Seluruh Indonesia (PERSI), dr. Kuntjoro Adipurjanto, M.Kes : Kesiapan RS dalam Penyediaan Pelayanan Rujukan Ibu dan Bayi di Era Pandemi
  • Anggota KNKP sekaligus praktisi keselamatan pasien, dr. Arjaty Daud, M.Kes : Manajemen Risiko Pada Keselamatan Ibu dan Bayi

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri I ini antara lain :

  • Keselamtan ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN dengan target menurunkan AKI dan AKB. AKI pada tahun 2024 diharapkan mencapai 183/100.000 kelahiran hidup
  • KNKP memiliki peran strategis dalam upaya mendorong timbulnya budaya keselamatan pada fasilitas kesehatan.
  • Global Patient Safety Action Plan 2021-2030 memiliki tujuan untuk mengurangi semaksimal mungkin kejadian cidera pada pelayanan kesehatan
  • Dinas Kesehatan diharapkan melakukan inovasi kegiatan yang lebih menjangkau dan menyentuh kebutuhan masyarakat pada masa pandemi
  • RS memiliki peran strategis dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi. Pada masa pandemi RS diharapkan melakukan penyesuaian baik dari inovasi layanan maupun dari protocol kesehatan nakes nya.
  • Menerapkan manajemen resiko pada pelayanan ibu dan bayi baru lahir diharapkan mampu mengurangi risiko bahaya dengan menekankan pada pencegahan yang proaktif dan pembelajaran dari insiden
  • Jumlah Peserta : 1594 (zoom dan youtube)

Seri II : Peran Pemangku Kepentingan dalam Menunjang Keselamatan Ibu dan Bayi: FKTP, Faskes Rujukan, dan Organisasi Masyarakat (11 dan 13 September 2021)

Sabtu, 11 September 2021 menghadirkan 6 narasumber yaitu:

  • Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG : Data Kematian Ibu sesuai AMPSR-Permasalahan Terkait Rujukan
  • Iwan Tafiqur Rahman, SpOG (K) : Dinamika Rujukan dan Manajemen Perubahan dalam Kasus Maternal Covid 19 dan Maternal Long Covid 19
  • Dr. dr. Ova Emilia, SpOG (K) : Komunikasi dan Kolaborasi Interprofesional dalam Keselamatan Pasien sebagai Bagian dari Manajemen Perubahan Berbasis Penggunaan Data AMP-SR
  • dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, Sp.A(K) : Upaya Mempertahankan Ketahanan Hidup Bayi Baru Lahir di Masa Pandemi
  • dr. Yudianto Budi Saroyo SpOG(K), MPH : Vaksinasi Covid 19 Pada Ibu Hamil dan Menyusui
  • dr. Arietta Pusponegoro, SpOG(K) : Penjagaan Kualitas ANC, Persalinan dan Nifas dalam Masa Pandemi Covid 19

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri II (Sabtu, 11 September 2021) ini antara lain :

  • Penggunaan MPDN & AMPSN menjadi sangat penting untuk digunakan dan disosialisasikan untuk mengkaji penyebab AKI & AKB yang bertujuan menurunkan angka AKI & AKB secara digital
  • Untuk pengelolaan ibu hamil yang menderita COVID-19 selayaknya dapat ditangani seperti penanganan terhadap pasien COVID-19 pada umumnya sehingga rujukan maternal COVID-19 nya banyak dan efek long COVID dapat ditangani
  • Komunikasi dan kolaborasi interpersonal antar profesi kesehatan harus bersinergi untuk menurunkan AKI & AKB
  • Kerja sama antar pemangku kepentingan baik pemerintah, organisasi profesi dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap penurunan AKI & AKB
  • POGI merekomendasikan bagi para ibu untuk melakukan vaksinasi sedini mungkin agar bayi yang dilahirkan lebih aman

Seri II pada hari Senin, 13 September 2021 menghadirkan 6 narasumber yaitu:

  • Kepala Puskesmas Cilongok 1 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr. Eka Nurul : Best Practice Penerapan Keselamatan Pasien Pada Ibu dan Bayi di Masa Pandemi
  • Direktur RSUD Patut Patuh Patju NTB, drg. H. Arbain Ishak, MM : Peran RS Sayang Ibu dan Bayi Dalam Mencegah Kematian Ibu dan Bayi
  • dr. Suskhan Djusad, SpOG(K) : Peran KSM Obstetri dan Ginekologi RSCM dalam Kesehatan Ibu sebagai Dasar Pembangunan Negara di Bidang Kesehatan Reproduksi
  • Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Karyadi ; Pembinaan Jejaring Rujukan
  • Eni Gustina, MPH : Akselerasi Percepatan Penurunan AKI, AKB dan Stunting Melalui Penguatan Pelayanan KB
  • dr. Eka Rusdianto Gunardi, SpOG(K), MPH : Kontrasepsi di Masa Pandemi COVID-19 untuk Kesehatan Reproduksi

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri II (Senin, 13 September 2021) ini antara lain :

  • Selama masa pandemi sangat penting untuk menunda kehamilan karena tingginya mortalitas maupun morbiditas bagi ibu hamil
  • BKKBN sudah cukup melakukan banyak usaha untuk memperluas cakupan KB saat masa pandemi
  • Rumah sakit perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam menurunkan AKI & AKB
  1. Seri III : Peran Institusi Swasta dan Keluarga dalam Peningkatan Keselamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Seri III menghadirkan 6 narasumber yaitu :

  • Direktur Utama LKBK, dr. Fahrul W. Arbi, SpA, MARS : Peran “Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan” dalam Menyiapkan Tenaga Kesehatan dan Fasyankes yang Melayani dengan Hati
  • Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Alam Medika, dr. Hesa Kusuma Admardiarto, SpOG : Peran RS Alam Medika Brebes dalam Akselerasi Capaian KB Pasca Persalinan
  • GM PT Sandang Asia Maju Abadi (APINDO JATENG), Deddy Mulyadi : Kesehatan Perempuan di Tempat Kerja
  • Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) : Peran Keluarga dalam Menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita
  • Kader Posyandu Cibungbulang, Kab. Bogor Jawa Barat, Ita Listiawati : Pendampingan pada Ibu Hamil/Balita/Masyarakat dalam Situasi Pandemi

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri III ini antara lain :

  • Keluarga dapat berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan memberikan kebutuhan dasar anak
  • LKBK memfasilitasi penyusunan RTL dengan berfokus pada implementasi Tata Kelola Klinik, serta dilakukan evaluasi pasca pelatihan
  • RSU Alam Medica berkomitmen untuk bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kab Brebes dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan KB Pascapersalinan dalam rangka penurunan AKI & AKB
  1. Seri IV : Peran Organisasi Profesi dan Asosiasi Pendidikan

Seri IV menghadirkan 8 narasumber yaitu :

  • Ketua POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia), dr. Ari Kusuma Januarto, SpOg (K) : Peran POGI dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Anggota IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K) : Peran IDAI dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Anggota PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), Dr. Imami Nur Rachmawati, SKp, MSc : Peran PPNI dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Anggota IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Laurensia Lawintono, MSc : Peran IBI dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Divisi Pendidikan AIPKIND (Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia): Peran AIPKIND (Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia) dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Ketua AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia), Dr. Agus Setiawan : Peran AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Ketua AIPVOGI (Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Gizi Indonesia), Dr. Agus Wijanarka, S.Si.T, M.Kes : Peran AIPVOGI (Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Gizi Indonesia) dalam Mendukung Akselerasi Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
  • Plt Kepala BPPSDM Kemenkes RI, dr. Kirana Pritasari, MQIH : Pembahas

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri IV ini antara lain :

  • Upaya mewujudkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir banyak memiliki permasalahan dari hulu ke hilir sehingga diperlukan intervensi yang tepat pula dan organisasi profesi memiliki peran yang sangat besar.
  • Peran organisasi profesi sangat besar, karena sebagai pembina, pengawas, dan pengembangan seluruh anggota profesi dapat memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, sehingga ukuran akses dapat dijangkau, efektif dan dapat menciptakan SDM kesehatan yang berkualitas sesuai dengan ketentuan WHO
  • Perkembangan dunia pendidikan sangat pesat, tidak hanya dari jumlahnya saja, namun juga dengan standar kurikulumnya
  • Dengan dibentuknya asosisi pendidikan dapat membantu Kementerian Kesehatan maupun Kemendikbud untuk mempermudah kualitas pendidikan kesehatan
  • Adanya asosiasi pendidikan membantu untuk menyiapkan SDM yang berkompeten, sehingga dapat terwujud sinkronisasi antara jumlah SDM dengan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan di daerah atau fasilitas pelayanan kesehatan
  • Kolaborasi interprofesi dibutuhkan sejak mulai masa pendidikan, sehingga pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif dapat terwujud

Seri V : Membangun Budaya Keselamatan Pasien

Seri V menghadirkan 6 narasumber yaitu :

  • Wakil Ketua Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH : Strategi Pelayanan Antenatal Care yang Berkualitas di Masa Pandemi Covid 19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru
  • Kepala UPTD RSUP Dr. Sardjito, Dr. dr. Teguh Triyono, M.Kes, SpPK(K) : Ketersediaan dan Keamanan Komponen Darah untuk Mendukung Keselamatan Ibu Melahirkan
  • Anggota KNKP, dr. Dini Handayani, M.Kes, FISQua : Membangun Budaya Keselamatan Pasien di Fasyankes
  • Anggota KNKP, Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ(K) : Budaya Keselamatan Pelayanan Ibu dan Anak: Apa dan Bagaimana? Pengalaman Pengembangan di RSCM
  • Dirut RS Jiwa Prof Dr. Soerojo Magelang, dr. Rukmono Siswishanto, SpOG(K) dan Anggota KNKP, Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS : 10 Langkah AMP Efektif untuk Membangun Budaya Keselamatan Pada Pelayanan KIA

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri V ini antara lain :

  • Ibu hamil sejak awal kehamilan lebih dari 50 % tidak dalam kondisi sehat sehingga perlu adanya deteksi dini juga tata laksana yang baik
  • Ibu hamil harus mendapatkan pelayan terbaik meskipun dalam era pademi seperti ini
  • Perlu adannya kerja sama tenaga kesehatan baik itu deteksi dini maupun tata laksana selama proses kehamilan dan persalinan
  • Konsep layanan maternal sendiri harus berbasis tim dan juga fasilitas pelayan kesehatan

Seri VI : Peran RS Rujukan Nasional, Budaya Mutu dan Deklarasi Keselamatan Ibu dan Bayi

Seri VI ini merupakan penutupan dari rangkaian kegiatan peringatan WPSD 2021.  Pembukaan oleh direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Prof.dr. Abdul Kadir, SpTHT-KL, Phd, MARS, sambutan dari Menteri Kesehatan RI, Bapak Budi Gunadi Sadikin, sambutan dari Sekda Provinsi DKI Jakarta, dan pembacaan statement “Future Action for Safe Maternal and Newborn Care” oleh perwakilan Kementerian Kesehatan RI, KNKP, WHO, organisasi profesi, dan RSAB Harapan Kita. Seri VI menghadirkan 3 narasumber yaitu :

  • Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan, Dr.Apt. Wirabrata, S.Si, M.Kes, MM, MH : Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Upaya “Safe Maternal dan Newborn Care”
  • Dirut RSAB Harapan Kita, Dr. dr. Didi Danukusumo, Sp.OG – KFM : Upaya Keselamatan Pasien Terutama Ibu dan Bayi Baru Lahir di RSAB Harapan Kita
  • Kepala Instalasi Perinatologi Terpadu RSAB Harapan Kita, dr. Akira Prayudiyanto, Sp.A : Pembinaan Jejaring RSAB dalam Rangka Safe Maternal and Newborn Care

Beberapa hal yang bisa dicatat dari webinar seri VI ini antara lain :

  • RSAB Harapan Kita sebagai Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional berkontribusi menurunkan kematian ibu dan bayi melalui Program Pendampingan Percepatan Penurunan AKI/AKB di 200 lokus kab/kota bersama 13 RS Vertikal dan 3 RSUD dengan dukungan Kemenkes RI
  • Penyelamatan ibu bersalin dan bayi baru lahir perlu menerapkan prinsip-prinsip patient safety dalam pelayanan pasien termasuk pelayanan maternal dan neonatal
  • Peran pimpinan dalam upaya mewujudkan keselamatan pasien pada ibu dan bayi baru lahir sangat penting mulai dari pimpinan tingkat pusat hingga daerah serta perlu penguatan Intercollaborative PONED-PONEK
  • Perlu dilaksanakan single system yang cepat dan terstruktur dengan dukungan teknologi informatika dengan jangkauan luas
  • Untuk menurunkan AKI dan AKB tidak hanya menjadi sebuah slogan, namun juga perlu dilakukan evaluasi program setiap tahunya