Faktor yang Berpengaruh dalam Program Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

by admin

Tingginya angka kejadian keselamatan pasien di beberapa Rumah Sakit di Kabupaten Probolinggo sejak tahun 2016 – 2019 menjadi salah satu indikator terjadinya masalah yang cukup serius pada program keselamatan pasien di Rumah Sakit. Penanganan permasalahan tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur standar operasional dan pedoman keselamatan rumah sakit, sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut faktor-faktor apa yang paling berpengaruh dalam keselamatan pasien di beberapa Rumah Sakit di Kabupaten Probolinggo.

Kepemilikan psikologis dipengaruhi oleh situasi dan faktor individu yang mengarahkan perilaku individu. Kognisi atau kepemilikan individu terbukti mempengaruhi perilaku dalam mengelola kinerja tim. Pengetahuan karyawan memiliki peran penting dalam meningkatkan kepemilikan psikologis dalam melaksanakan program keselamatan pasien di beberapa Rumah Sakit di Probolinggo. Kajian kepemilikan psikologis secara khusus ditujukan untuk mengetahui sejauh mana seseorang mempersepsikan sebagian pengetahuannya tentang organisasi. Kepemilikan psikologis juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan motivasi intrinsik individu petugas dalam menjalankan tanggung jawabnya melaksanakan program keselamatan pasien.

Selain itu faktor yang mempengaruhi adalah intention yang menunjukkan bahwa niat petugas dalam melaporkan KTD juga dipengaruhi oleh perilaku, bukan norma subjektif. Sebaliknya, niat tidak berpengaruh terhadap perilaku dalam melaporkan kejadian yang merugikan. Pada faktor organisasi, secara parsial persepsi, pengetahuan, dan budaya keselamatan pasien berpengaruh signifikan terhadap niat melaporkan kejadian keselamatan pasien.

Maka dapat ditarik kesimpulan dan diberikan rekomendasi kepada beberapa Rumah sakit di Kabupaten Probolinggo untuk melakukan pendekatan unit kerja bukan hanya pendekatan secara individual untuk meningkatkan laporan insiden keselamatan pasien. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan karyawan tentang proses pelaporan insiden keselamatan pasien, menghilangkan rasa takut terhadap dampak laporan dan mengembangkan budaya keselamatan pasien. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sistem pelaporan yang baik dan memberikan respon laporan yang cepat. Hasil penelitian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa jika konsekuensi hukuman harus diberikan maka hukuman yang diberikan adalah hukuman yang tidak menyalahkan dan juga tidak seharusnya menghukum individu agar tidak mempengaruhi kepemilikan psikologis individu tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja unit kerja dalam program keselamatan pasien.

Sumber : http://news.unair.ac.id/